Kamis, 26 Januari 2012

Motif Pembunuhan Mahasiswi UPN Karena Cinta Ditolak

Rabu, 15 Juni 2011 19:25
Polsek Pamulang berhasil menangkap pelaku pembunuh Yuyun Wahyuni (23), mahasiswi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, Jakarta Selatan.. Kapolsek Pamulang, Komisaris Zulkipli Muridu, mengatakan, pelaku adalah tetangga korban berinisial AS (20) yang bekerja sebagai petugas isi ulang air minum di depan rumah korban. "Pelaku melakukan pembunuhan sewaktu korban hendak mandi. Hal itu diketahui setelah ditemukan ada bercak darah di celana pelaku. Sedangkan, kaus yang juga terkena darah dibakar oleh pelaku," ujarnya

Motif pembunuhan diduga karena AS jatuh cinta pada Yuyun, namun korban menolak.AS menyukai Yuyun setelah sering bertemu, apalagi posisi kamar mandi korban berdekatan dengan tempat kerja pelaku.

"Ya mungkin saja. Tetapi ada juga barang-barang korban yang hilang, seperti laptop, handphone dan dompet," ujar kapolsek. Seperti diketahui sebelumnya, Yuyun tewas dengan tangan terikat dan ada luka di bagian kepala yang diduga dipukul dengan cobek.

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK PSIKOLOGIS

Manusia sebagai makhluk psikologis adalah makhluk yang bisa berfikir, berperasaan, dan berkehendak. Perilakunya dipengaruhi oleh fikiran dn perasaan. Contohnya saja dalam kasus terorisme bom di Indonesia bukan menilai ukuran besar kecilnya bom, tetapi, apa yang melatarbelakangi pengeboman itu, perilaku itu disebut psikologi.
Manusia sebagai makhluk psikologis, memiliki sifat bawaan universal. Dalam Al-Qur’an manusia disebut sebagai basyar dan sebagai insan. Basyar lebih menunjukkan sifat lahiriah, sedangkan nama insan menunjuk manusia sebagai makhluk psikologis. Kata insan dalam bahasa Arab mempunyai asal kata yang mengandung aerti sfat-sifat psikologis.

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK EKONOMI

Setiap manusia memiliki kebutuhan yang beraneka ragam. Setiap manusia butuh makan dan minum agar tetap hidup. Manusia membutuhkan pakaian untuk dapat bergaul dengan baik dengan manusia lainnya. Manusia juga butuh rumah sebagai tempat berlindung. Pendidikan, kesehatan, hiburan, dan kebutuhan lainnya juga diperlukan manusia agar hidup lebih layak. Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut, manusia butuh uang. Untuk mendapatkan uang, manusia harus bekerja. Setelah bekerja dan mendapatkan uang, uang itu kemudian digunakan untuk memnuhi kebutuhannya. Di samping itu uang tersebut ditabung untuk kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. Jadi, manusia selalu penuh perhitungan dalam hdupnya. Karena itulah manusia disebut makhluk ekonomi (homo economicus) karena manusia selalu memikirkan upaya untuk memenuhhi kenutuhannya sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi.

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU

Individu (inviduum) : tak terbagi/tidak terpisahkan.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Sesorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya.
Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka sesorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individu ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur braga dan jiwanya.
Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenonotip dan genotip. Faktor fenoyip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Kalu seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memilki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor fenotip (lingkungan) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang.

YANG MELATARBELAKANGI LAHIRNYA GENERAL EDUCATION

Reaksi terhadap kecenderungan masyarakat modern yang mendewakan produk teknologi dan cenderung mengabaikan nlai-nilai kemanusiaan sebagai akibat dari produk sistem pendidikan modern yang sekular yaitu:
Pendidikan yang mementingkan pengembangan spesialisasi, sementra pengembangan nlai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal nyaris terabaikan.
SEHARUSNYA:
Menurut Philip H. Phenix (1964:6), enam pola makna esensial bagi segenap mahasiswa :
Makna simbolis, yaitu berbahasa dan berhitung
Makna empirics, yaitu kemampuan untuk memaknai benda-benda melalui proses penjelajahan dan penyelidikan empiris
Makna asthetic, yaitu kemampuan memaknai keindahan seni dan fenomena alam
Makna ethics, yaitu kemampuan memaknai baik dan buruk
Makna synotetics, yaitu kemampuan berfikir logis, rasional sehingga dapat memaknai benar dan salah
Makna synoptics, yaitu kemampuan untuk beragama atau berfilsafat
Keenam pola makna di atas dikemas dalam bentuk General Education (Pendidikan Umum)

MANUSIA, NILAI, MORAL, NORMA, DAN HUKUM

NILAI
Nilai menjadikan manusia terdorong untuk melakukan tindakan agar harapan itu terwujud dalam kehidupannya. Nilai diharapkan manusia sehingga mendorong manusia berbuat.
Contoh nilai:
Keindahan, keadilan, kemanusiaan, kesejahteraan, kearifan, keanggunan, kenersihan, kerapihan, keselamatan, dsb.
Nilai adalah suatu kualitas atau penghargan terhadap sesuatu yang menjadi dasar penentu tingkah laku seseorang. Nilai adalah kualitas atau keadaan yang bermanfaat bagi manusia baik lahir maupun batin.
Sesuatu dianggap bernilai apabila sesuatu itu memiliki sifat:
v  Menyenangkan (pleasant)
v  Berguna (useful)
v  Memuaskan (satisfying)
v  Menguntungkan (profitable)
v  Menarik (interesting)
v  Keyakinan (belief)